S͒E͒L͒A͒M͒A͒T͒ B͒E͒R͒K͒U͒N͒J͒U͒N͒G͒ ϐנєиαя ϐℓοg нοмє: Ini jakarta - pesan untuk sang sopir

Halaman

Selasa, 01 Januari 2019

Ini jakarta - pesan untuk sang sopir

Jika tidak ramai dan padat,namanya bukan ibu kota.
Begitu juga dengan jalan raya,jika tidak ada macet namanya bukan kota metropolitan.
Di kota kota besar seluruh dunia mungkin saja hampir sama dengan padatnya jalan raya,karena banyak beragam suku dan etnik serta Ras manusia sehingga jalanan juga menjadi padat dengan kemacetan tanpa kenal waktu  di semua pelosok jalan kota.
Tidak terkecuali kota jakarta sebagai pusat ibu kotanya indonesia.
Terkadang siapa yang tidak tegang,siapa yang tidak stress,jika dalam berkendara di jalan raya dalam keadaan macet dan ditambah lama antrian,di tambah lagi panas terik matahari,ditambah lagi dalam mobil non AC,jika ada AC mungkin agak sedikit lega biar cuaca panas terik,di tambah lagi naik kendaraan bermotor...ditambah apalagi ya..:D.
Maka tidak heran jika seseorang sampai stress di jalanan ibu kota.
Hubungan macet dengan padatnya penduduk kota:sisi lain pemukiman ibu kota
Tetapi apa sebenarnya penyebab macetnya ibu kota,padahal jalan raya sering di tambah dalam jangka tahun,bahkan lebar dan jumlah jalannya boleh di katakan tidak terhitung.
Apa mungkin karena kendaraan juga semakin ikut bertambah dalam setiap bulan hingga tahun, Namun tetap saja ibu kota tak kunjung hilang dari kemacetan.
Entah mengapa semua seakan tiada habis dari masa ke masa,tetapi satu hal yang masih sedikit ketika sampai simpang jalan lampu merah (traffic light) adalah adanya bundaran/jalan sebagai penghubung yang satu dengan yang lain, seperti bundaran HI (Hotel indonesia),karena jika di lihat dari situ para pengguna jalan bisa antri sejajar bagai arus air sehingga tidak begitu menumpuk sana sini kendaraan,mungkinkah bundaran simpang jalan itu bisa mengurangi arus macet walau ukuran besar/kecil dalam traffic light..:D

Mungkin bisa jadi jika semua pengendara saling antri sesuai jalur masing masing.
Hal ini saya alami sendiri selama bertahun di jakarta setiap naik bus umum atau naik motor sendiri terjun di jalanan ibu kota jakarta.
peradaban para pengendara motor/mobil boleh di katakan semrawut saling mendahului di saat akan sampai titik lampu merah (traffic light).
gambar

gambar
Kalau di tengah jalanan panjang mungkin tidak menjadi masalah,saling selip menyelip kendaraan bermotor atau mobil, karena itu memang jalan raya.
Namun ketika mendekati lampu merah inilah yg harus di biasakan peradaban antri di belakang pengendara lain agar tidak menambah macet karena adanya saling selip sana sini hingga tak ada ruang jalan lain untuk masuk, bahkan di jalan lawan aruspun terkikis habis,di tambah lagi saling tidak ada yang mau mengalah antara sopir satu dengan yang lain.
Aliran air pun tidak bisa mengalir lancar jika filter saluran itu tersumbat walau sedikit saja.
Jakarta-indonesia di kenal adab sopan dan santun.
Peradaban suatu bangsa tidak hanya di pandang dari sopan dan santun saja,namun bisa di lihat dari cara berkendara di jalan raya,karena ketika berada di jalan raya itu adalah sikap natural pada manusia ketika saling bertemu kepada sesama pengguna jalan yang lain.

Bacaan lain :

.cara desain tema bawaan blogspot.
.mengenal webmaster tool baru google search consule.
.cara mudah berteman di media sosial facebook.
.cara pasang tombol share di web/blog.
.menampilkan populer post bawaan blog ke versi mobile.
.cara mendaftar feedbarner untuk blog.


Hal inilah yang belum pernah terlihat di jalanan Indonesia,khususnya di Jakarta.
Padatnya kendaraan mungkin sudah biasa di kota kota besar manapun di dunia,namun bila sang pengendara (driver) masing masing bisa ikut antri barisan,berapapun panjang antrian akan lebih cepat waktu di tempuh daripada bertumpuknya kendaraan semrawut sana sini hingga menjadi susah terkendali..:D
Pesan buat bang sopir semua...terapkan ber-antri jalur supaya para penumpang juga tidak ikut merasa strees di jalan raya dan bukan cuma yaman dalam perjalanan tetapi juga terasa lega walau ramainya antrian jalan..:D